Nanon menatap aquarium raksasa di depannya dengan diam. Baik Ohm ataupun Nanon tidak ada yang mengeluarkan suara. Nanon mengeluarkan ponselnya, ia tidak suka situasi ini, awkward. Ohm mendekatkan posisi duduknya ke arah Nanon, menumpukan kedua tangannya di belakang badannya dengan manik yang masih menatap aquarium raksasa.

“Non” gumam Ohm

“Hmm” balas Nanon,

“kenapa spongebob ada di laut ya? bukannya dia spons buat nyuci piring?” tanya Ohm random, sengaja ia menanyakan hal ini karena Ohm pun tidak suka suasana sunyi diantara dirinya dan Nanon.

“gajelas ohm anjing” keluh Nanon, Ohm tertawa, diikuti dengan suara tawa Nanon juga.

“non” panggil Ohm lagi, “apalagi anjir”

“kalau siluman itu makluk apa sih? gue lupa” lanjut Ohm

” jadi jadian kan?”

“yaudah ayo kalo lo maksa jadian, kita jadian” Nanon terdiam, masih mencerna apa yang dimaksud oleh kalimat Ohm barusan. Nanon tidak mengerti.

“hah gimana? otak gue ga nyampe” Tanya Nanon bingung.

“lo bilang 'jadi jadian kan?' gue jawab ayo”

“jadi jadian kan...” ulang Nanon dengan suara pelan, ia masih mencerna omongannya sendiri dan omongan Ohm. Tak lama kemudian mata Nanon membesar, ia memutar tubuhnya menghadap Ohm. Ohm yang melihat reaksi Nanon tersenyum dan ikut memutarkan badannya menghadap Nanon.

“ngerti?” tanya Ohm lembut.

“ini lo nembak gue?” tanya nanon

“anggap aja gitu” ujar Ohm sambil tersenyum

“anggep anggep mulu, iya atau engga? gue betot usus besar lo kalau jawaban lo gajelas gini” ancam Nanon, Ohm tertawa mendengan celotehan Nanon yang menurutnya sangat menggemaskan.

“iya nanon, aku nembak kamu” jawabnya sambil mecium pipi Nanon dengan cepat lalu meninggalkan Nanon yang kebingungan. Ia gila, tetapi Ohm pawat lebih gila.