narasi 2; OhmNon Au
“paw, target lo disini tuh” ujar bright sambil mendaratkan bokongnya di sofa sebelah kayavine.
“siapa target si pawat? cakep kaga?” tanya Gun, yang langsung diberikan anggukan oleh bright
“nanon, itu laki laki yang kemarin ikut balapan sama si pawat” lanjut Bright
“BOLEH JUGA SELERA LO PAW” teriak gun sambil memukul pelan kepala Ohm.
“panggil, suruh kesini” Ohm menyuruh Bright untuk memanggil Nanon untuk menemuinya yang langsung dijawab anggukan oleh Bright. Lalu semua orang di ruangan vip ini kembali melanjutkan obrolannya disertai dengan tawa yang menggema di ruangan.
tak lama kemudian, pintu ruangan tersebut ada yang mengetuk yang sudah dipastikan itu adalah orang yang sedari tadi Ohm tunggu. Ohm membuka pintunya dan melihat Nanon dengan muka kesalnya.
“ada apa ya p manggil manggil?” tanya Nanon langsung to the point.
“weh, santai sini masuk dulu” Jawab Ohm sambil menarik pelan tangan Nanon, semua orang yang di dalam ruangan tadi melambaikan tangannya menyapa Nanon dengan senyuman lebar. Nanon menjawabnya dengan senyuman sopan.
“ke orang bisa sopan, ke gue kok gitu?” tanya Ohm
“gatau, tanya ada ke diri sendiri” jawab Nanon, teman teman Ohm yang mendengar ucapan Nanon refleks teriak ‘wooo’ di lanjuti dengan kata kata lawakan untuk Ohm, karena baru sekarang teman temannya melihat Ohm terpojokan oleh targetnya.
“hm, mana hp lo” Ohm menjulurkan telapak tangannya, meminta Nanon memberikan ponselnya.
“buat apa? gamau” Nanon menjawab dengan mendelikan matanya, Ohm memajukan badannya, mendekati wajahnya ke telinga Nanon.
“kasih hp lo dan berhenti mendelik ke arah gue” Suara baritonnya langsung memasuki telinga Nanon, membuat tubuhnya merinding dibuatnya. Kalimat tadi pun terdengar seperti ancaman apabila Nanon tidak memberikan ponselnya. Nanon segera memberikan ponselnya dan mendorong dada Ohm. Ohm tersenyum miring lalu mengetikan sesuatu di ponsel Nanon lalu ia melihat ponsel Ohm uang berdering.
“ok, gue telefon lo nanti” jawab Ohm sambil memberikan ponsel Nanon. Nanon pun langsung memutar badannya kesal dan sedikit membanting pintu saat ia keluar dari ruangan tersebut.
“ANJIR PAWAT GERCEP JUGA” teriak Fluke sambil melempar bantal sofa ke wajah Ohm, Ohm hanya memutar bola matanya dan kembali duduk untuk menikmati obrolan mereka yang tadi sempat terpotong.