narasi 5; OhmNon au

Kaki Nanon terasa lemas saat pintu lift terbuka, ia melihat Ohm yang sedang memegang sesuatu yang Nanon yakin itu adalah makanan karena aromanya yang menyerbak saat pintu lift terbuka. Ohm tertawa kecil saat mengetahui aksi kabur Nanon gagal, ia berjalan keluar lift lalu memutar balik badan Nanon dan mendorong bahunya untuk berjalan menuju kamarnya.

“buka” titah Ohm saat mereka sampai di pintu kamar Nanon. Nanon dengan pasrah mengeluarkan kartu lalu mereka masuk kedalam kamar, Nanon langsung berjalan menuju kasur dan duduk di pinggirnya, sibuk dengan ponselnya. Ujung matanya dapat melihat Ohm yang sedang membukakan bungkus makanan.

“Nih, makan” Ohm menyodorkan makanan, Mac & Cheese, favorit Nanon.

“ga gue kasih pelet” lanjut Ohm, Nanon mengambilnya lalu memakannya

“makasih, tapi gue bingung ngapain ngasih makanan ke gue?” Nanon berbicara sambil mengunyah makanannya

“gapapa gue gabut aja pengen ngasih makan orang yang ga mampu” jawab Ohm dengan tawa di akhir kalimatnya

“goblok, gue punya uang kali buat beli. gue cuma mager aja” Ia melempar remote tv yang berada di sebelahnya ke arah Ohm, tentu dengan sigap Ohm menangkapnya sebelum mengenai wajahnya.

“lo gamau ngasih tau kenapa lo benci gue?” Tanya Ohm beberapa saat kemudian sambil duduk di kursi depan meja rias.

“lo banyak gaya, lo rese, kelakuan lo 0 banget, gatau gue benci aja sejak selesai lo balap itu” Ujar Nanon lalu ia lanjut memakan makanannya.

Ohm hanya mengangguk mendengarkan jawaban Nanon, lalu berdiri dan berjalan mendekati Nanon yang duduk di pinggir kasur lalu mengacak ngacak rambut Nanon yang sedang mengunyah makanan.

“gewblok owm pawat, rambwut gwue bewrantakan” Nanon menepis tangan Ohm yang bersarang di atas kepalanya.

“gue cabut” Ohm tertawa lalu jalan menuju pintu meninggalkan Nanon yang masih mengunyah Mac & Cheese di mulutnya dengan rasa kesal. Tak lama Ohm meninggalkan kamar teman teman Nanon masuk sambil membawa tas belanjaan dari minimarket.

“demi apa kinci liat ohm pawat keluar dari kamar kita non?” Tanya Win heboh sambil melempar belanjaannya.

“iya ngasih makanan doang” jawab Nanon, teman temannya yang mendengar pernyataan Nanon tersenyum simpul dengan wajah terheran heran melihat tingkah Nanon.