“non, masih marah?” manik Ohm menatap dalam milik Nanon. Nanon menggelengkan kepalanya lalu tersenyum. Ohm bisa gila, ia yakin bahwa dirinya ini sudah jatuh hati kepada Nanon. Ohm tidak munafik, di apartment dan hanya berdua? ia bisa saja kehilangan akalnya sendiri. Nanon berjalan menuju ruang tv, mengisyaratkan Ohm untuk ikut duduk disebelahnya.

“nonton netflix?” tawar Nanon, Nanon sadar ia sudah gila, bagaimana bisa ia menawari Ohm Pawat untuk nonton netflix bersamanya? dalam artian lain ia ingin Ohm untuk menetap sementara waktu untuk malam ini.

Ohm menempatkan dirinya di sebelah Nanon, wangi citrus bercampur mint memenuhi indera penciumannya beradu dengan wangi musk miliknya. Nanon selalu wangi, wangi yang ditimbulkan Nanon adalah aroma favoritnya sekarang. katakanlah Ohm gila hanya karena wangi tubuh Nanon, tapi siapa yang tidak suka dengan aroma tubuh yang segar bukan? Mata Ohm mengikuti pandangan Nanon

“mau nonton apa non?” tanya Ohm dengan lembut, Nanon tersenyum lebar lalu mengangkat bahunya, pertanda ia pun tidak tau mereka akan nonton apa. Nanon melanjutkan pencarian film dengan semangat.

“besok malem free ga non?” Nanon menyimpan remote TV nya lalu menatap Ohm dengan bingung. “kenapa?” tanya Nanon.

“ikut gue makan malem keluarga yuk?” Manik Nanon membesar, ia terkejut bukan main tatkala Ohm mengatakan hal tersebut dengan enteng. Makan malam keluarga Jongcheveevat? Ohm gila.

“lo gila ngajak gue? lo mau gue dateng ke acara makan malam keluarga lo?” tanya Nanon masih tak percaya dengan apa yang ia dengar. Ohm menganggukan kepalanya sambil menatap mata nanon dengan antusias.

“gak, lo gila Ohm” tolak Nanon tegas. Tatapan antusias Ohm memudar.

“kenapa? lo takut sama ortu gue non? tenang gue anak satu satunya, mereka bebasin gue buat milih siapa aja untuk jadi pasangan gue” Bujuk Ohm.

“bukan gitu Ohm, gue kayak ga pantes aja???”

“dari mana ga pantesnya non? lo insecure karena ortu gue? Non, ortu gue ngajarin gue untuk ngeliat orang dari hatinya dan hati lo udah menangin hati gue non” Nanon menatap mata Ohm, mencari setitik kebohongan. Nihil, yang ia temukan malah kejujuran dan tatapan penuh harap di mata Ohm.

“ini lo maksudnya confess ke gue secara ga langsung gasih?”

“anggep aja gitu.” jawab Ohm tenang

“terlalu cepet Ohm untuk gue” Nanon menundukan kepalanya. Bodoh, mengapa mulutnya malah berbicara hal yang tidak ia inginkan.

“gue ga nembak lo Non, belum. gue cuman ingin ngeyakinin lo tentang perasaan gue aja. you don't need to feel guilty about what you say, Non. Everything takes time, yakinin hati lo.” Ohm masih meyakinkan Nanon.

Nanon berkutat dengan pikirannya, ia senang dengan kebenaran bahwa Ohm Pawat menyimpan hati dan harapan ke dirinya.

“yaudah gue ikut, kasih tau gue harus pake baju apa” keputusannya bulat, ia ingin mencoba masuk kedalam kehidupan Ohm Pawat. Nanon tidak akan membuang kesempatannya dan tidak akan mengecewakan Ohm.

“yes! semi-fromal Non. besok gue jemput lo jam 6 ya”