ohm
pintu ruangan kamar Ohm terbuka memperlihatkan kedua orang tua Ohm, wajah kedua orang tuanya cemas.
“nanon ya?” tanya Mew, Nanon mengangguk dengan canggung
“makasih ya nanon udah nemenin Ohm”
“eh? iya sama sama om, Nanon mau pamit ya” ingin sekali ia diam di sisi Ohm, menunggunya siuman.
“loh? disini aja Non, liat keadaan kamu berantakan. disini aja ya? temenin ohm?” Gulf menatap Nanon dengan penuh harap, Nanon mengangguk dan duduk di sofa disamping Gulf
“percaya deh, ohm pasti ingin banget nanti buka mata liat kamu” lanjut Gulf, Nanon menundukan kepalanya, ia juga ingin menjadi orang pertama yang dicari Ohm saat nanti siuman.
“kamu tau kronologinya Non? tadi Ohm cuman bilang dia bakal dinner sama kamu” tanya Mew
“nanon gatau, soalnya kita ketemuan disana...” jawabnya pelan
“hush, udah gausah sedih lagi, Ohm tu kuat liat deh perutnya itu kotak kotak semua” Nanon tersenyum mendengar perkataan Gulf, ia tau pasti Ohm orang yang kuat.
“non, dia sayang kamu banget loh” ceplos Mew “dari kemarin ngajak dinner om terus, katanya mau ngenalin ke pacarnya yang gemes tapi omnya sibuk, kita malah ketemu di kejadian gini” Nanon tersenyum kecut, entah dia harus bersyukur mendengarnya atau ia harus semakin sedih mengingat Ohm masih terbaring di kasur
“nanon boleh keluar dulu? mau cari udara seger” ucap nanon yang langsung diberikan anggukan oleh Mew dan Gulf.
ia menelfon kedua orang tuanya, memberi tahu bahwa ia di rumah sakit dan kemungkinan tidak akan pulang
“pi, nanon sekalian jujur deh. nanon punya pacar namanya ohm pawat” di saat sambungan tadi hampir diputus oleh papinya
“kenapa ga bilang dari awal non?” tanya papinya
“nanon gasiap nerima kenyataan kalian gaakan nerima nanon”
“non, setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. papi sama mami bebasin kamu buat jatuh cinta sama siapa aja”
“papi sama mami udah setuju batalin perjodohan, puim yang minta, puim bilang kamu cinta sama seseorang” Nanon terkejut bukan main, semua yang dijelaskan papinya diluar dugaan.
“makasih ya pi, mi. nanon sayang papi sama mami, udah ya? nanon mau nemenin Ohm lagi ya”
“cepet sembuh ya ohm, nanti mami sama papi jenguk juga” ujar maminya sedikit berteriak.
Nanon kembali menuju kamar rawat Ohm, sudah banyak teman teman Ohm dan teman temannya, mereka sempat berbincang sedikit tentang keadaan Ohm.
“non...” kata yang keluar dari mulut Ohm saat siuman, semua orang yang diruangan terkejut senang bahwa Ohm sudah siuman
“Ohm? bisa denger daddy ga?” tanya Mew, Ohm menganggukan kepalanya pelan.
“nanon...” panggil Ohm sekali lagi, nanon membeku, dunia nya sudah kembali.
“ohm...” tangis Nanon pecah, ia segera memeluk tubuh Ohm
“loh kok nangis? gapapa non....” tangan Ohm mengenggam tangan Nanon
“kenapa kok kecelakaan gitu? kenapa sih gabisa ngendarain mobil pelan pelan? panik tau” cerca Nanon
“pelan banget itu, kejadiannya cuman ada mobil dari kanan dia nerobos lampu merah terus nyenggol dikit mobil aku” Ohm menjelaskan kronologinya dengan tenang
“apaan sedikit, kalau sedikit gaakan kenapa napa itu kepala sama tangannya” Bisa bisanya Ohm Pawat bilang bahwa itu kecelakaan biasa sedangkan kepala dan lengannya penuh luka.
“kamu masih punya hutang ya ke aku!”
“hutang apa non?” tanya Ohm
“hutang bilang sayang ke aku, apaan coba tadi cuman jawab iya doang. aku marah tau. dua kali lipat marahnya, kamu jawab chat aku gitu sama kamu kecelakaan kayak gini”
“ahahaha, maaf ya nanon kesayangan ohm pawat. masa mau marah disaat aku kayak gini? nanti aku diurus siapa?” bujuk Ohm sambil mencium buku buku jari Nanon, pipi nanon memerah, lesung pipi nya kembali. Nanon lucu.
Ohm dan Nanon mulai melupakan bahwa bukan mereka saja yang diruangan, mulai asik dengan dunia mereka berdua. Senyum nanon mulai terukir lagi, dunia nya sudah mulai berjalan lagi.