selamanya?
Nanon mengerjapkan matanya, cahaya matahari mulai memasuki kamar apartment nya dari sela sela jendelanya, alasan Nanon terbangun pun karena ia mendengarkan suara suara yang dibuat di kamarnya, padahal ia tinggal sendiri dan sedang tidak mengundang teman atau siapapun untuk bermalam. Nanon melangkahkan kakinya dengan malas menuju dapur untuk mengambil minum dan memeriksa arah datang suara tersebut.
Betapa terkejutnya ia melihat kekasihnya tidak memakai pakaian atas dan hanya mengenakan celana pendek hitam membuka bungkus kopi instan dan berdiri di pantry sambil menyunggingkan senyuman lebarnya.
“eh si cantik udah bangun” Ohm melontarkan kalimat yang Nanon sendiri tidak mengerti sebab bagaimana bisa di pagi buta ini Ohm sudah ada di kamarnya?
“Hah kamu sejak kapan di apart aku?” tanya Nanon masih dengan wajah bingung
“jam 2 malem, aku telfon kamu aku mau nginep terus kamu jawab iya, masa lupa?” Jawabnya sambil mengaduk kopi yang ia buat.
“hah gainget aku, terus ko kamu bisa masuk?” Tanya Nanon sambil melangkahkan kakinya mendekati kekasihnya, berniat membuat teh hangat.
“aku tau password apart kamu lah” Ohm malah melingkarkan lengannya di pinggang Nanon sambil menyandarkan dagunya di pundak Nanon. Nanon yang mendapatkan perlakuan tersebut tentu terkejut, mengetahui fakta bahwa kekasihnya tidak memakai baju alias shirtless dengan rambut yang menyentuh bagian leher sensitifnya.
“Masa tadi malem pelukin aku ga kerasa non?” suara bariton Ohm menyeruak kedalam telinganya, memberikan sensasi merinding sebab bercampuran dengan nafas Ohm yang mengenai bagian lehernya.
“g-ga inget lah, orang ngantuk banget” jawab Nanon gelagapan, ia benar benar tidak suka situasi ini, tubuh dan jiwanya seperti terperangkap oleh pesona Ohm dan tentu saja oleh tangannya yang melingkar dipinggang Nanon.
“ah udah sana mau bikin roti bakar” Ia mencoba melepaskan rengkuhan kekasihnya.
“udah duduk aja, biar aku yang bikinin kamu sarapan” Ohm mengantarkan tubuh Nanon untuk duduk di kursi pantry dan memerhatikan kegiatan memasaknya.
“mau roti bakar apa?” tanya Ohm
“pake scramble egg, terus sebelum di bakar pake mentega dulu” jawab Nanon dengan nada bossy
“pake pinggiran roti ga?” tanya Ohm, yang langsung dijawab gelengan oleh Nanon.
Nanon menyunggingkan senyumnya, pagi hari ini sangat sempurna, ia melihat kekasihnya sedang melakukan aktivitas memasak di dapurnya dengan keadaan shirtless, yang ia yakin pasti semua orang ingin berada di posisinya. Dengan lihai Ohm mulai memasak sarapan untuk mereka berdua. Ohm pun senang jika setiap hari ia bisa melihat Nanon di pagi hari yang artinya ia dapat melihat muka bantal Nanon, memasak makanan untuknya, dan bermanja ria di ranjang empuk milik Nanon. Memikirkan hal seperti ini saja mampu mengacu jantung Ohm, katakan lah ia tak sabar untuk menjadikan Nanon pasangan hidup dan matinya.
Selesai mereka menghabiskan sarapannya mereka memutuskan untuk menonton serial Netflix sambil bermalas malasan di ranjang Nanon dengan tangan yang memeluk tubuh satu sama lain.
“Non kayak gini selamanya ya?” Ujar Ohm sambil mencium puncak kepala Nanon
“hmmm berisik ih, tonton itu liat sabrina nya terbang” sebenarnya Nanon benar benar kalang kabut mendengarkan ucapan Ohm, ia pun menjadi tidak fokus dengan serial yang ia tonton.
“Non, mau ya jadi orang pertama yang aku liat di awal hari sama orang terakhir yang aku liat di akhir hari?” Ohm tetap melanjutkan kalimatnya, hasrat dirinya akan memiliki Nanon seutuhnya mulai menggebu gebu.
“Paw, masih terlalu awal gasih? maksudnya kita aja ketemu baru beberapa bulan lalu dan menjalin hubungan aja baru beberapa bulan lalu?”
“gapapa non, take your time. aku ga maksa kamu untuk jawab sekarang, aku cuman ingin kamu tau kalau kamu tuh penting buat aku. asal jangan suruh aku nunggu seratus tahun ya? perut aku udah ga sexy lagi nanti” Ujar Ohm sambil mencubit kecil hidung Nanon lalu mengecupnya.
“ga sabar deh hidup aku dipenuhin sama Nanon Korapat.” Ohm menerawang semua yang akan ia lakukan jika Nanon benar benar bersamanya sampai akhir waktu.
“pasti capek hidup aku dipenuhin Ohm Pawat” balas Nanon dengan kekehan kecil di akhir kalimatnya. Ohm yang mendengar ucapan Nanon langsung menggelitiki tubuh Nanon, tak lupa dengan hidungnya yang mengendus bagian leher sensitif kekasihnya.
Hari ini Ohm dan Nanon menghabiskan waktunya bermanja manjaan dan bermalas malasan satu sama lain di apartment Nanon, tanpa gangguan orang lain. Menikmati setiap detiknya satu sama lain, melupakan dunia yang kejam. Hari minggu yang dipenuhi oleh ciuman, rengekan manja, suara tawa, dan kata kata yang melantur jauh tidak sesuai dengan adab.