chewiecherie

Nanon menggeser pintu ruang rawat Ohm lalu berjalan menuju tempat tidur Ohm

“Nih” Nanon menyodorkan bungkusan plastik berisi pisang yang diminta Ohm

“makasih sayang” Ohm mengambil pisang lalu memakannya dengan lahap

“nih susu nya” Ohm tersenyum sambil mengunyah pisang di mulutnya

“Ohm” panggil Nanon

“aku mau jelasin masalah kemarin ya?” Nanon duduk di ujung kasur Ohm sambil memegang tangan Ohm

“gausah non, udah aku maafin. lagian kamu sekarang di sisi aku terus kan” Nanon menggeleng kepalanya

“tetep harus aku jelasin” Ohm hanya pasrah mengangguk kepalanya lalu memberikan kulit pisang tadi ke Nanon

“Kemarin aku dijodohin, orang tua aku gatau kalau aku punya pacar, dan kalau pacarnya itu kamu” Ohm tersenyum

“terus tadinya kemarin tu aku mau jelasin ke orang tua aku tentang kamu selagi dinner, tapi kamu malah kecelakaan” Lanjut Nanon

“terus sekarang orang tua mu gimana? udah tau?” Nanon menganggukan kepalanya

“udah aku kira mereka gaakan nerima aku, apalagi papi aku tegas banget orangnya makanya aku ga berani bilang. aku baru bilang pas kamu masuk rs”

“syukur deh udah direstuin sama keluarga kamu, tinggal nikah gasih?” Ohm tersenyum lebar menampilkan giginya yang rapih

“NGADI NGADI, KULIAH AJA BELOM KELAR” Nanon menepuk pelan tangan Ohm, mendengar jawaban Nanon seperti itu malah membuat Ohm gemas sendiri.

“katanya semoga kamu cepet sembuh, gabisa nengok soalnya ada urusan mendadak ke luar negeri” Ohm mengeratkan genggaman tangan Nanon

“Sini tiduran sebelah aku” Ohm dengan susah payah menggeserkan badannya agar Nanon bisa naik ke atas kasur nya.

“eh eh gausah ntar kamu sakit badan gue lagi ribet dah” Nanon menahan gerakan Ohm

“please? ingin pelukan” Ohm menarik tangan Nanon ke arahnya, memaksanya agar ikut tidur disebelahnya. Nanon mengikuti permintaan Ohm, kepalanya ia senderkan di dada Ohm dengan badan yang menghadap kekasihnya, tangan kanan Ohm yang tidak di infus menangkup kepala Nanon sambil mengelus rambut Nanon.

“Non, lucu ya kita ketemunya gara gara snapchat”

“ih, itu aku gatau loh kalau screenshoot bakal ketauan” Nanon tertawa kecil mengingat kelakuan bodohnya Ohm pun ikut tertawa mengingat kelakuan Nanon.

“belom lagi kamu nembak aku gajelas gitu, cheesy banget anjing”

“HEH itu butuh keberanian tau ga walaupun itu cheesy juga” Ohm menjitak pelan kepala Nanon, mereka berdua tertawa.

“Terus aku inget muka jelek kamu pas tiba tiba aku cium di mobil HAHAHAHAHA KAYAK FOTO SNAPCHAT KAMU” Tawa Nanon lepas mengingat ekspresi Ohm saat itu ditambah foto snapchat Ohm yang terlihat seperti kodok.

“Non, sedih”

“kenapa lagi? jangan aneh aneh” Ohm terkekeh

“si orenji penyok” Orenji, mobil Mclaren orange kesayangan Ohm yang penyok karena kecelakaan.

“beli lagi lah, jangan kaya orang susah” Nanon menjawab dengan enteng yang dibalas tawa oleh Ohm.

“non, bisa mundur dikit ga?” tanya Ohm tiba tiba

“apa? cakep gue kelewatan? emang” jawab Nanon percaya diri, ia tahu bahwa Ohm akan menggombalinya, ia sengaja belajar banyak tentang gombalan karena hobi Ohm yang bikin ia tersipu.

“ga gitu” jawab Ohm,

“munduran beneran badan kamu goblok, dada aku engap. dikira aku bakal gombalin kamu apa? hahahahahahaha” lanjut Ohm sambil tertarwa

“anjing” jawab Nanon dengan wajah kesal sambil memundurkan badannya dan memindahkan kepalanya jadi disebelah kepala Ohm.

“hahahahaha, jangan marah dong ih ini beneran engap” Nanon memutar kepalanya jadi menghadap Ohm yang sedang menatapnya

“engap liat kamu, jadi nambah sayang” Jarak wajah mereka berdua benar benar dekat, bahkan kedua hidung mereka hampir bersentuhan.

“apaan ah, udah sana tidur” Nanon memalingkan wajahnya, pipinya memerah. Ohm yang melihat reaksi Nanon tersenyum lalu mencium pipi Nanon.

Mereka menghabiskan sore berdua berpelukan diatas ranjang rumah sakit sambil tertawa menceritakan hal hal lucu yang mereka alami. Mudah membuat Nanon tersenyum, tatap saja matanya selama 5 detik, ia akan melampirkan senyum malu malunya sambil menutup mukanya, gemas.

pintu ruangan kamar Ohm terbuka memperlihatkan kedua orang tua Ohm, wajah kedua orang tuanya cemas.

“nanon ya?” tanya Mew, Nanon mengangguk dengan canggung

“makasih ya nanon udah nemenin Ohm”

“eh? iya sama sama om, Nanon mau pamit ya” ingin sekali ia diam di sisi Ohm, menunggunya siuman.

“loh? disini aja Non, liat keadaan kamu berantakan. disini aja ya? temenin ohm?” Gulf menatap Nanon dengan penuh harap, Nanon mengangguk dan duduk di sofa disamping Gulf

“percaya deh, ohm pasti ingin banget nanti buka mata liat kamu” lanjut Gulf, Nanon menundukan kepalanya, ia juga ingin menjadi orang pertama yang dicari Ohm saat nanti siuman.

“kamu tau kronologinya Non? tadi Ohm cuman bilang dia bakal dinner sama kamu” tanya Mew

“nanon gatau, soalnya kita ketemuan disana...” jawabnya pelan

“hush, udah gausah sedih lagi, Ohm tu kuat liat deh perutnya itu kotak kotak semua” Nanon tersenyum mendengar perkataan Gulf, ia tau pasti Ohm orang yang kuat.

“non, dia sayang kamu banget loh” ceplos Mew “dari kemarin ngajak dinner om terus, katanya mau ngenalin ke pacarnya yang gemes tapi omnya sibuk, kita malah ketemu di kejadian gini” Nanon tersenyum kecut, entah dia harus bersyukur mendengarnya atau ia harus semakin sedih mengingat Ohm masih terbaring di kasur

“nanon boleh keluar dulu? mau cari udara seger” ucap nanon yang langsung diberikan anggukan oleh Mew dan Gulf.

ia menelfon kedua orang tuanya, memberi tahu bahwa ia di rumah sakit dan kemungkinan tidak akan pulang

“pi, nanon sekalian jujur deh. nanon punya pacar namanya ohm pawat” di saat sambungan tadi hampir diputus oleh papinya

“kenapa ga bilang dari awal non?” tanya papinya

“nanon gasiap nerima kenyataan kalian gaakan nerima nanon”

“non, setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. papi sama mami bebasin kamu buat jatuh cinta sama siapa aja”

“papi sama mami udah setuju batalin perjodohan, puim yang minta, puim bilang kamu cinta sama seseorang” Nanon terkejut bukan main, semua yang dijelaskan papinya diluar dugaan.

“makasih ya pi, mi. nanon sayang papi sama mami, udah ya? nanon mau nemenin Ohm lagi ya”

“cepet sembuh ya ohm, nanti mami sama papi jenguk juga” ujar maminya sedikit berteriak.

Nanon kembali menuju kamar rawat Ohm, sudah banyak teman teman Ohm dan teman temannya, mereka sempat berbincang sedikit tentang keadaan Ohm.

“non...” kata yang keluar dari mulut Ohm saat siuman, semua orang yang diruangan terkejut senang bahwa Ohm sudah siuman

“Ohm? bisa denger daddy ga?” tanya Mew, Ohm menganggukan kepalanya pelan.

“nanon...” panggil Ohm sekali lagi, nanon membeku, dunia nya sudah kembali.

“ohm...” tangis Nanon pecah, ia segera memeluk tubuh Ohm

“loh kok nangis? gapapa non....” tangan Ohm mengenggam tangan Nanon

“kenapa kok kecelakaan gitu? kenapa sih gabisa ngendarain mobil pelan pelan? panik tau” cerca Nanon

“pelan banget itu, kejadiannya cuman ada mobil dari kanan dia nerobos lampu merah terus nyenggol dikit mobil aku” Ohm menjelaskan kronologinya dengan tenang

“apaan sedikit, kalau sedikit gaakan kenapa napa itu kepala sama tangannya” Bisa bisanya Ohm Pawat bilang bahwa itu kecelakaan biasa sedangkan kepala dan lengannya penuh luka.

“kamu masih punya hutang ya ke aku!”

“hutang apa non?” tanya Ohm

“hutang bilang sayang ke aku, apaan coba tadi cuman jawab iya doang. aku marah tau. dua kali lipat marahnya, kamu jawab chat aku gitu sama kamu kecelakaan kayak gini”

“ahahaha, maaf ya nanon kesayangan ohm pawat. masa mau marah disaat aku kayak gini? nanti aku diurus siapa?” bujuk Ohm sambil mencium buku buku jari Nanon, pipi nanon memerah, lesung pipi nya kembali. Nanon lucu.

Ohm dan Nanon mulai melupakan bahwa bukan mereka saja yang diruangan, mulai asik dengan dunia mereka berdua. Senyum nanon mulai terukir lagi, dunia nya sudah mulai berjalan lagi.

Nanon menatap cemas jam tangannya, sudah 20 menit berlalu sejak Ohm mengabarinya bahwa ia sudah jalan menuju restaurant yang Nanon tentukan. Orang tua Nanon baru saja datang, 2 menit yang lalu dan sekarang mereka sedang sibuk berfoto foto ria.

“Non, masih nunggu temenmu?” tanya Mami Nanon, Nanon menganggukan kepalanya lalu terseyum tidak enak.

“bentar lagi kayaknya nyampe Mi, tunggu ya? lagian belum jam 7 juga. Nanon kan janjinya jam 7” Nanon mencoba menjelaskan dengan perlahan,

5 menit berlalu, Ohm masih belum memberi kabar, ia semakin cemas.

19.10 Ohm masih belum memberinya kabar, apa benar Ohm semarah itu pada Nanon hingga ia mengingkari janjinya sendiri?

“teman mu mana Non?” tanya Papi Nanon

“gatau pi, ini Nanon udah coba hubungin masih belum bisa, hp nya mati. Nanon tunggu depan restaurant ya? Papi mami makan duluan aja. dinner berdua gitu” Nanon beranjak dari kursinya lau menuju keluar dari restaurant sambil mencoba menelfon Ohm.

𝒅𝒓𝒓𝒓𝒕𝒕

hp Nanon bergetar, ia harap ini dari Ohm.

Nanon melihat layar hp nya, ia malah melihat Nama kontak Fiat

“sumpah gue lagi gamau bercanda, gue lagi nunggu kabar Ohm udah hampir 40 menit ga ngabarin gue” cerca Nanon

“mobil Ohm apasih?” tanya Fiat disebrang sana

“sumpah, kalau lo cuman mau nanya jenis mobil Ohm apa itu bisa lain kali.” Kesal nanon

“jawab aja pertanyaan gue”

“biasanya kalau sama gue dia pake mclaren” jawab Nanon malas

“ada apa sih?” Fiat terdiam di sebrang sana

“Jawab goblok” Nanon mendesak Fiat untuk menjawab pertanyaannya

“warna orange bukan?”

“hmm”

“pacar lo kecelakaan non” Nanon terdiam, ia tidak percaya dengan apa yang Fiat katakan.

“bercanda lo ga lucu, dah ah gue matiin” Nanon masih berpikiran bahwa yang dikatakan fiat adalah candaan.

“gue gapernah bercandain nyawa sesorang, mending lo cek sendiri ke rs xxxx, gue sama yang lain otw sekarang. gua juga bakal kasih tau temen temen ohm. lo pergi sekarang” Kaki Nanon lemas, tubuhnya seperti mati rasa, perasaan nya campur aduk. Ia langsung masuk menuju meja orang tuanya dengan panik

“papi, mami. maaf dinner hari ini gajadi, orang yang harusnya dateng hari ini kecelakaan mobil, nanon harus kesana.” Nanon mengemas barang barangnya dan memakai mantel nya

“yang bener non? di rumah sakit mana?” tanya Maminya

“di xxx, Nanon harus pergi sekarang”

“nanti papi sama mami nyusul, hati hati non!” ujar Papinya, Nanon mengangguk dan langsung berlari menuju mobilnya. Panik, Nanon panik. Orang yang ia cintai mengalami kecelakaan, pikirannya sudah kalap dengan rasa panik dan cemas akan keadaan Ohm.

Nanon memarkirkan mobilnya dengan asal di IGD, ia berlari menuju meja receptionist dan menanyakan pasien yang mengalami kecelakaan.

“pasien yang mengalami kecelakaan kebetulan hanya satu dan beliau sudah di pindahkan ke kamar rawat, no 209” jawab suster tersebut.

Nanon berlari di lorong lantai 2 mencari kamar no 209. dibukanya pintu tersebut dan ia melihat Ohm sedang terbaring lemas di atas kasur dengan beberapa alat rumah sakit di sekitar tubuhnya. Tangis Nanon pecah, ia belum sempat memberi tahu semuanya apa yang terjadi.

Nanon meraih tangan Ohm yang terdapat beberapa luka kecil, ia menutup kedua matanya mengarahkan semua doa yang ia bisa. teman teman dan orang tua Ohm masih di jalan menuju rumah sakit.

“salah aku gasih? harusnya aku minta kamu buat kita pergi bareng? haha lucu ya, pas aku mau kasih tau semuanya eh malah ada kejadian ga terduga gini?”

“ohm, harusnya aku aja yang disini, kamu ga pantes tau. kamu tu terlalu baik....ya walau kehalangan sama nyebelinnya. Bangun yuk? kamu masih hutang kalimat ‘aku sayang nanon juga’ ke aku, apa apan tadi cuman jawab ‘iya’ pengen nakol tau.” ujar nanon sambil mengelap air matanya

Nanon mencium tangan Ohm dengan lama, mengutarakan semua doanya, memohon agar Ohm cepat siuman. Dunianya seakan berhenti melihat Ohm terbaring seperti itu.

“non, apart kamu punya rooftop kan?” Ohm menegakan badannya

“ada, mau ngapain?” Nanon memalingkan wajahnya menatap Ohm, senyum Ohm merekah mendengar jawaban Nanon.

“ke rooftop yuk? liat bintang, katanya hari ini langitnya bagus.” ajak Ohm, Nanon melepas bantal yang bertengger di lehernya dan menatap Ohm dengan berbinar dan mengaggukan kepalanya dengan antusias. Ohm tersenyum dan mulai bangkit dari kasur dan menuju pintu. Nanon mengikuti jejak Ohm.

mereka duduk di kursi taman rooftop apartment Nanon, menatap langit bintang, baik Nanon maupun Ohm tidak ada yang memulai percakapan. keduanya menikmati pemandangan malam ini.

“Ohm, satu dari seribu aku mau kamu” Ucap Nanon memecahkan keheningan antara mereka berdua.

“tumben?” Ohm yang mendengar kalimat Nanon terkejut, jarang sekali Nanon membicarakan hal random apalagi tentang “ke-bucinan” mereka.

“ish, matiin suasana aja lo nyet” Ohm yang mendengar ocehan Nanon tertawa kecil, matanya masih menatap bintang.

“aku mau nanon, dari sekarang sampai selamanya” Gumam Ohm

“cringe abis, liat nih merinding” Nanon menunjukan tangannya, Ohm tidak menggubris ucapan maupun gerakan Nanon, ia masih menatap langit.

“non, susu apa yang indah?” tanya Ohm, Nanon tahu pasti Ohm akan menggombalinya habis habisan ia heran mengapa Ohm mempunyai banyak sekali gombalan yang bisa membuat dirinya tersipu.

“apa?” tanya Nanon dengan antusias, ia tidak sabar mendengar kata kata cringe dari kekasihnya.

“susu kamu”

”....”

“ANJING OHM GUE KIRA BAKAL NGE GOMBAL MALAH MESUM!!” Ohm tertawa, suara tawanya renyah, kedua matanya menyipit, kedua sudut bibirnya terangkat. Nanon jatuh hati.

“May we have many more sunrises, sunsets, and Nights together. Nanon” sebelah tangan Ohm menggengam tangan Nanon dengan erat sambil mengelusnya dengan ibu jarinya.

“Non, kayak gini sepanjang malem untuk menatap bintang yuk?” kedua matanya menatap manik Nanon penuh harap. Nanon mengerjapkan matanya saat kedua maniknya bertemu manik Ohm, pipinya memerah.

“dingin bego” Nanon memutuskan kontak mata antara dirinya dan Ohm lalu melanjutkan menatap langit.

Ohm menarik dagu Nanon untuk mempertemukan kedua manik mereka, baik Ohm maupun Nanon tidak ada yang berbicara bahkan bergerak dalam beberapa detik. Ohm memajukan wajahnya mendekati wajah Nanon, menghapus kedua jarak antara keduanya. Bibirnya menyentuh bibir Nanon dengan lembut.

Hari ini, di bawah gemerlap bintang, Ohm dan Nanon mengutarakan semua perasaan mereka.

Nanon menatap aquarium raksasa di depannya dengan diam. Baik Ohm ataupun Nanon tidak ada yang mengeluarkan suara. Nanon mengeluarkan ponselnya, ia tidak suka situasi ini, awkward. Ohm mendekatkan posisi duduknya ke arah Nanon, menumpukan kedua tangannya di belakang badannya dengan manik yang masih menatap aquarium raksasa.

“Non” gumam Ohm

“Hmm” balas Nanon,

“kenapa spongebob ada di laut ya? bukannya dia spons buat nyuci piring?” tanya Ohm random, sengaja ia menanyakan hal ini karena Ohm pun tidak suka suasana sunyi diantara dirinya dan Nanon.

“gajelas ohm anjing” keluh Nanon, Ohm tertawa, diikuti dengan suara tawa Nanon juga.

“non” panggil Ohm lagi, “apalagi anjir”

“kalau siluman itu makluk apa sih? gue lupa” lanjut Ohm

” jadi jadian kan?”

“yaudah ayo kalo lo maksa jadian, kita jadian” Nanon terdiam, masih mencerna apa yang dimaksud oleh kalimat Ohm barusan. Nanon tidak mengerti.

“hah gimana? otak gue ga nyampe” Tanya Nanon bingung.

“lo bilang 'jadi jadian kan?' gue jawab ayo”

“jadi jadian kan...” ulang Nanon dengan suara pelan, ia masih mencerna omongannya sendiri dan omongan Ohm. Tak lama kemudian mata Nanon membesar, ia memutar tubuhnya menghadap Ohm. Ohm yang melihat reaksi Nanon tersenyum dan ikut memutarkan badannya menghadap Nanon.

“ngerti?” tanya Ohm lembut.

“ini lo nembak gue?” tanya nanon

“anggap aja gitu” ujar Ohm sambil tersenyum

“anggep anggep mulu, iya atau engga? gue betot usus besar lo kalau jawaban lo gajelas gini” ancam Nanon, Ohm tertawa mendengan celotehan Nanon yang menurutnya sangat menggemaskan.

“iya nanon, aku nembak kamu” jawabnya sambil mecium pipi Nanon dengan cepat lalu meninggalkan Nanon yang kebingungan. Ia gila, tetapi Ohm pawat lebih gila.

“non, masih marah?” manik Ohm menatap dalam milik Nanon. Nanon menggelengkan kepalanya lalu tersenyum. Ohm bisa gila, ia yakin bahwa dirinya ini sudah jatuh hati kepada Nanon. Ohm tidak munafik, di apartment dan hanya berdua? ia bisa saja kehilangan akalnya sendiri. Nanon berjalan menuju ruang tv, mengisyaratkan Ohm untuk ikut duduk disebelahnya.

“nonton netflix?” tawar Nanon, Nanon sadar ia sudah gila, bagaimana bisa ia menawari Ohm Pawat untuk nonton netflix bersamanya? dalam artian lain ia ingin Ohm untuk menetap sementara waktu untuk malam ini.

Ohm menempatkan dirinya di sebelah Nanon, wangi citrus bercampur mint memenuhi indera penciumannya beradu dengan wangi musk miliknya. Nanon selalu wangi, wangi yang ditimbulkan Nanon adalah aroma favoritnya sekarang. katakanlah Ohm gila hanya karena wangi tubuh Nanon, tapi siapa yang tidak suka dengan aroma tubuh yang segar bukan? Mata Ohm mengikuti pandangan Nanon

“mau nonton apa non?” tanya Ohm dengan lembut, Nanon tersenyum lebar lalu mengangkat bahunya, pertanda ia pun tidak tau mereka akan nonton apa. Nanon melanjutkan pencarian film dengan semangat.

“besok malem free ga non?” Nanon menyimpan remote TV nya lalu menatap Ohm dengan bingung. “kenapa?” tanya Nanon.

“ikut gue makan malem keluarga yuk?” Manik Nanon membesar, ia terkejut bukan main tatkala Ohm mengatakan hal tersebut dengan enteng. Makan malam keluarga Jongcheveevat? Ohm gila.

“lo gila ngajak gue? lo mau gue dateng ke acara makan malam keluarga lo?” tanya Nanon masih tak percaya dengan apa yang ia dengar. Ohm menganggukan kepalanya sambil menatap mata nanon dengan antusias.

“gak, lo gila Ohm” tolak Nanon tegas. Tatapan antusias Ohm memudar.

“kenapa? lo takut sama ortu gue non? tenang gue anak satu satunya, mereka bebasin gue buat milih siapa aja untuk jadi pasangan gue” Bujuk Ohm.

“bukan gitu Ohm, gue kayak ga pantes aja???”

“dari mana ga pantesnya non? lo insecure karena ortu gue? Non, ortu gue ngajarin gue untuk ngeliat orang dari hatinya dan hati lo udah menangin hati gue non” Nanon menatap mata Ohm, mencari setitik kebohongan. Nihil, yang ia temukan malah kejujuran dan tatapan penuh harap di mata Ohm.

“ini lo maksudnya confess ke gue secara ga langsung gasih?”

“anggep aja gitu.” jawab Ohm tenang

“terlalu cepet Ohm untuk gue” Nanon menundukan kepalanya. Bodoh, mengapa mulutnya malah berbicara hal yang tidak ia inginkan.

“gue ga nembak lo Non, belum. gue cuman ingin ngeyakinin lo tentang perasaan gue aja. you don't need to feel guilty about what you say, Non. Everything takes time, yakinin hati lo.” Ohm masih meyakinkan Nanon.

Nanon berkutat dengan pikirannya, ia senang dengan kebenaran bahwa Ohm Pawat menyimpan hati dan harapan ke dirinya.

“yaudah gue ikut, kasih tau gue harus pake baju apa” keputusannya bulat, ia ingin mencoba masuk kedalam kehidupan Ohm Pawat. Nanon tidak akan membuang kesempatannya dan tidak akan mengecewakan Ohm.

“yes! semi-fromal Non. besok gue jemput lo jam 6 ya”

bel apartment nanon berbunyi, ia yakin itu adalah makanan yang ia pesan di restoran cepat saji yang sengaja ia pesan untuk teman teman dan dirinya. Tak lama makanan datang bel apartmentnya kembali berbunyi tetapi diikut dengan teriakan teman temannya

“nanoooooooon, main yuk” mereka mengucapkan dengan kompak, senyum nanon merekah ia pun membukakan pintu untuk mereka dan mempersilahkan masuk

“WANGI~~~~” teriak Fiat saat mencium wangi makanan yang memenuhi kamar Nanon

“eh non asli gue laper, lo cerita sambil kita kita makan ya” ujar Marc sambil membuka bungkusan makanan. “makanan makanan gue, tempat juga tempat gue” sindir nanon

“lo yang bilang anggap rumah sendiri kan non?” balas Marc yang langsung diberi kekehan oleh Nanon

“gue mulai cerita ya nyet” nanon membuka galeri hp nya yang menunjukan identitas mew suppasit jongcheveevat dan suaminya. “terus?” lirik Chimon sambil mengunyah makanannya

“ohm anaknya” jawab nanon santai

Marc dan Fiat langsung menyemburkan makanannya

“DEMI APA ANJING????” teriak Fiat heboh, “iya, Ohm Pawat Jongcheveevat” jawab Nanon santai

“kan udah gue bilang gue familiar tuh namanya Ohm itu” jawab Chimon cepat, “taunya bener anak pengusaha sukses parah” lanjutnya.

“terus kemaren dia jemput gue pake mclaren dong anjing, mana warna orange yang eye catching kan ya buset gue aja pake baju kek gembel keluar dari mobil mahal” Nanon mulai meceritakan semua yang kemarin ia lalui.

waktu menunjukan pukul 6 sore, Chimon, Marc, dan Fiat memutuskan untuk pamit pulang ke rumah mereka masing masing setelah puas bermain game VR di apartment nanon.

Nanon menutup pintu apartmentnya, sepi. Nanon duduk di ujung kasurnya memainkan ponselnya, tak lama dari itu HP nanon berdering menunjukan nama Ohm Pawat di layarnya.

'halo, non' sapa Ohm,

“kenapa Ohm? tumben telfon” tanya nanon to the point.

'kenapa? gaboleh?'

“aneh aja sih” balas Nanon.

'mau denger suara lo aja' ceplos Ohm

“dih? sehat lo?”

'sehat dong, btw lo udah makan?' tanya Ohm

“belom, kenapa? mau ngajak gue keluar?” Nanon yakin pasti Ohm akan mengajaknya keluar untuk mencari makanan

'kaga, geer lo' tawa Ohm terdengar jelas di telinga nanon

“anjing” umpat Nanon

'apartment lo nomer brp non?' tanya Ohm

“1822, mau kirim makanan ya?”

'geer lagi lo'

“ohm anjing, bye” Nanon mematikan sambungan telefonnya dengan kesal. Nanon kira Ohm adalah orang yang romantis yang akan mengajaknya jalan untuk mencari makan atau akan mengirimkan makanan, harapannya terlalu tinggi. Padahal ia bukan siapa siapa Ohm.

ohm memarkirkan mobilnya di basement mall yang mereka kunjung dan bergegas membawa semua barang yang ia butuhkan, begitu pula nanon yang langsung melepaskan sabuk pengaman.

“yuk” ajak ohm sambil menengok ke arah nanon yang sedang menutup pintu mobilnya.

“yuk”

“non, mau makan dulu atau nonton dulu?” tanya ohm sambil memencet tombol lift

“nonton dulu? gue masih kenyang, lo laper?” tanya nanon sambil menatap ohm lalu diberikan gelengan sebagai jawaban ohm

“yauda nonton dulu okaaay” ucap nanon semangat, 'DING' tak lama kemudian pintu lift pun terbuka.

mereka berjalan memasuki area bioskop,

“non mau nonton apa?” tanya ohm

“gamau horror ya awas aja” ancam nanon

“yaudah, action aja ok?” tanya ohm yang lalu diberikan anggukan oleh nanon dan tak lama dari itu ohm memebeli tiket film yang akan di tonton oleh mereka berdua.

“non, mau beli cemilannya gak?” tanya ohm lagi saat ia sudah membeli tiket film nya.

“mauuuuu, gue mau popcorn caramel” rengek nanon, ohm yang melihat nanon merujuk langsung menyubit pelan pipi nanon sambil berkata “gemas” lalu pergi membeli cemilan untuk mereka berdua

ohm datang dengan 2 plastik berlogo bioskop tersebut, dan memberikannya kepada nanon.

“eh kita nonton apa jadinya?” tanya nanon kepo

“onward” jawab ohm sambil menahan ketawanya

“OHMMMM GAADA ACTION NYA ITU ANJINGG” jawab nanon kesal, ohm bilang bahwa mereka akan menonton film action tetapi yang nanon dapat malah menonton film animasi, walaupun banyak yang bilang bahwa film ini seru tatapi tetap saja ia ingin menonton film action.

tawa ohm pecah, suaranya tawanya renyah. nanon yang melihat pemandangan di depannya pun tidak jadi melanjutkan ngambeknya dan malah terdiam melihat ohm.

“non, jangan marah ayo masuk ke theater, udah dibuka itu” ajak ohm, nanon yang tersadar langsung memberikan tatapan kesal lalu berjalan mendahului ohm.

“NON” panggil ohm dari belakang, nanon menengok ke arah ohm

“emang tau theater berapa?” tanya ohm sambil tertawa, nanon yang sadar bahwa sebenarnya ia tidak tau theater berapa langsung terdiam, ohm tertawa lalu menyusul nanon dan mengait tangannya dengan tangan nanon, puas sekali mengerjai nanon hari ini.

“ohm, laper” ucap nanon masih dengan nada jutek nya

“yaudah ayo makan?” ajak ohm, sambil berdiri dari kursi penonton.

“non ko mukanya kayak abis nangis?” goda ohm yang langsung diberi pukulan oleh nanon.

“SEDIH TAUUU” rengek nanon dengan bibir yang dimajukan ke depan.

“tadi marah gara gara nonton ini, sekarang ko nangis” ejek ohm.

“kesel banget anjing sama kelakuan ohm pawat ini” jawab nanon lalu berjalan mendahului ohm. ohm pasti puas melihat muka kesal nanon, gemas katanya.

ponsel nanon berdering, nanon yang sedang memakai sepatu langsung mempercepat gerakannya dan mengangkat telefon tersebut,

“non, gue di lobby apart lo, gue tunggu ya” ucap yang di sebrang sana.

“i-iya tunggu, gue turun” jawab nanon gugup

“kok lo malah gugup, buruuu” nanon yang tersadar langsung bergegas menutup pintu apartment nya dan sedikit berlari menuju lift

“mobil gue warna orange ya”

“mobil lo angkot?” ceplos nanon, terdengar kekehan ohm di sebrang telfon sana lalu ohm mematikan panggilannya

nanon bergegas keluar lift dan menuju lobby, dari kejauhan ia bisa melihat mobil yang pawat maksud.

'DEMI APA ANJIR MOBILNYA ITU' teriak batin nanon, ia sempat terdiam beberapa detik sampai ia mendengarkan suara klakson ia langsung tersadar dan berjalan bingung ke arah mobil orange tersebut. Ohm membuka kaca bagian penumpang lalu tersenyum lebar melihat ke arah nanon

“masuk non, mau bengong sampe kapan” ucap ohm sambil tertawa kecil, lalu diikuti oleh nanon yang membuka pintu mobil tersebut dan masuk ke dalam mobil.

“non? ko lo diem aja?” tanya pawat sekali lagi

“bentar” ucap nanon pelan

“kenapa? ad yang ketinggalan?”

“ohm, jujur sama gue lo siapa?” nanon mulai berani menatap manik Ohm

“gue ya ohm pawat” jawab ohm bingung

“MAKSUD GUE NGAPAIN NGE JALAN SAMA GUE PAKE MOBIL BAGUS BANGET????? PADAHAL CUMA MAU NONTON” teriak nanon heboh, ohm tertawa lalu mendekatkan badannya ke arah nanon, nanon menahan napasnya sambil memerhatikan gerak ohm yang ternyata ohm memakaikannya sabuk pengaman.

“mobil gue dirumah cuman sisa ini doang non, yang lain lagi di service” ohm mulai menjalankan mobilnya keluar dari area apartmen nanon. nanon masih mencerna semua perkataan dan perbuatan ohm

“lo anak siapa sih ohm?” tanya nanon random

“anak papi daddy gue lah”

“bentar........”

“iya, seperti yang lo pikirkan non” manik ohm masih fokus ke jalanan, sekali kali ia melirik ke arah nanon

“nama panjang lo siapa?” tanya nanon lagi

“ohm pawat jongcheveevat” jawab ohm lancar

“DEMI APA ANJING?????? LO ANAK PENGUSAHA SUKSES BANGETTT??????” teriak nanon heboh, ohm tertawa melihat mimik muka nanon yang terkejut bukan main.

“KOK LO GA BILANG? DAN KENAPA GUE GATAU???”

“gue gamau deket sama orang karena orang itu tau latarbelakang gue, ngerti gasih maksud gue?” jawab ohm santai

“ngerti, dalam kasarnya lo gamau orang liat lo karena lo kaya kan?” ohm menganggukan kepalanya lalu mengangkat sebelah tangannya untuk mengusap yang lebih tepatnya mengacak ngacak rambut nanon

“ih, rambut gue berantakan ntar” keluh nanon sambil menjauhkan kepalanya dari gapaian tangan ohm

“tinggal lo rapiin aja lagi padahal” protes ohm sambil tertawa dan melanjutkan perjalanannya menuju mall.

ponsel nanon berdering, nanon yang sedang memakai sepatu langsung mempercepat gerakannya dan mengangkat telefon tersebut,

“non, gue di lobby apart lo, gue tunggu ya” ucap yang di sebrang sana.

“i-iya tunggu, gue turun” jawab nanon gugup

“kok lo malah gugup, buruuu” nanon yang tersadar langsung bergegas menutup pintu apartment nya dan sedikit berlari menuju lift

“mobil gue warna orange ya”

“mobil lo angkot?” ceplos nanon, terdengar kekehan ohm di sebrang telfon sana lalu ohm mematikan panggilannya

nanon bergegas keluar lift dan menuju lobby, dari kejauhan ia bisa melihat mobil yang pawat maksud.

'DEMI APA ANJIR MOBILNYA ITU' teriak batin nanon, ia sempat terdiam beberapa detik sampai ia mendengarkan suara klakson ia langsung tersadar dan berjalan bingung ke arah mobil orange tersebut. Ohm membuka kaca bagian penumpang lalu tersenyum lebar melihat ke arah nanon

“masuk non, mau bengong sampe kapan” ucap ohm sambil tertawa kecil, lalu diikuti oleh nanon yang membuka pintu mobil tersebut dan masuk ke dalam mobil.

“non? ko lo diem aja?” tanya pawat sekali lagi

“bentar” ucap nanon pelan

“kenapa? ad yang ketinggalan?”

“ohm, jujur sama gue lo siapa?” nanon mulai berani menatap manik Ohm

“gue ya ohm pawat” jawab ohm bingung

“MAKSUD GUE NGAPAIN NGE JALAN SAMA GUE PAKE MOBIL BAGUS BANGET????? PADAHAL CUMA MAU NONTON” teriak nanon heboh, ohm tertawa lalu mendekatkan badannya ke arah nanon, nanon menahan napasnya sambil memerhatikan gerak ohm yang ternyata ohm memakaikannya sabuk pengaman.

“mobil gue dirumah cuman sisa ini doang non, yang lain lagi di service” ohm mulai menjalankan mobilnya keluar dari area apartmen nanon. nanon masih mencerna semua perkataan dan perbuatan ohm

“lo anak siapa sih ohm?” tanya nanon random

“anak papi daddy gue lah”

“bentar........”

“iya, seperti yang lo pikirkan non” manik ohm masih fokus ke jalanan, sekali kali ia melirik ke arah nanon

“nama panjang lo siapa?” tanya nanon lagi

“ohm pawat jongcheveevat” jawab ohm lancar

“DEMI APA ANJING?????? LO ANAK PENGUSAHA SUKSES BANGETTT??????” teriak nanon heboh, ohm tertawa melihat mimik muka nanon yang terkejut bukan main.

“KOK LO GA BILANG? DAN KENAPA GUE GATAU???”

“gue gamau deket sama orang karena orang itu tau latarbelakang gue, ngerti gasih maksud gue?” jawab ohm santai

“ngerti, dalam kasarnya lo gamau orang liat lo karena lo kaya kan?” ohm menganggukan kepalanya lalu mengangkat sebelah tangannya untuk mengusap yang lebih tepatnya mengacak ngacak rambut nanon

“ih, rambut gue berantakan ntar” keluh nanon sambil menjauhkan kepalanya dari gapaian tangan ohm

“tinggal lo rapiin aja lagi padahal” protes ohm sambil tertawa.